Sejarang Kopi di Nusantara


Bagi agan-agan yang gemar minum kopi / ngopi mungkin perlu untuk mengetahui hal ini, yaitu sejarah singkatnya kopi yang sedap itu bisa sampai ke kita.
Praktek minum kopi (ngopi) telah ada mungkin lebih dari seribu tahun yang lalu di Ethiopia. Menurut legenda, ada seorang penggembala kambing yang mencoba makan buah kopi setelah dia mengamati bahwa kambing-kambing nya tidak tidur ketika mereka makan buah liar tersebut.


Menurut salah satu cerita sejarah menyebutkan tentang Sheik Omar, yang membawa kopi ke kota Mocha pada tahun 1258. Kota ini, sekarang disebut Al Mukha, yang saat ini bernama Yaman modern. Selama ratusan tahun, kopi dari Yaman telah dicampur dengan kopi dari Indonesia (Jawa), untuk menciptakan Mocha klasik Jawa.
Pada tahun 1920, petani di sebagian besar Indonesia (Hindia belanda waktu itu) mulai menanam kopi sebagai tanaman perkebunan. Perkebunan di Jawa dinasionalisasikan pada saat kemerdekaan dan direvitalisasi dengan varietas baru kopi arabica pada tahun 1950. Varietas tersebut juga diadopsi oleh petani melalui berbagai program pembangunan pemerintah. Sekarang ini, lebih dari 90% dari kopi Arabika Indonesia ditanam oleh para petani terutama di Sumatra Utara.

Kembali ke sejarah kopi, Warung kopi pertama di dunia rupanya dibuka di Mekkah pada sekitar awal abad ke-15. Tempatnya nyaman, di mana orang-orang bisa santai sambil ngobrol ngalor-ngidul mendiskusikan politik, pilkadal, pilpres, banjir dll.. sambil minum kopi (ngopi). Selama waktu ini, kopi diseduh dengan merebus biji kopi dalam air. Praktek pembuatan bubuk kopi dan memanggang dimulai di Turki, sekitar 100 tahun kemudian. Istanbul Turki terkenal karena banyaknya warung kopi yang ada disana.

Menurut perkiraan para musafir/peziarah Muslim yang kembali dari Timur Tengah, mereka membawa biji kopi ke India pada awal tahun 1600-an. Menurut catatan tertulis menunjukkan bahwa gubernur Belanda di Malabar (India) mengirim bibit Kopi Yaman atau kopi Arabika (Coffea arabica) kepada Gubernur Belanda Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1696. Ini adalah bibit pertama yang dikirim, tetapi gagal tumbuh karena banjir di Batavia. Pengiriman kedua bibit kopi ke Batavia diketahiu pada tahun 1699. Kali ini bisa tumbuh, dan pada tahun 1711, dilakukan ekspor kopi pertama dari Jawa ke Eropa oleh Perusahaan Perdagangan Hindia Belanda Timur, yang kita kenal dengan VOC (Verininging Oogst-Indies Company), yang didirikan pada tahun 1602. Dalam waktu 10 tahun, ekspor kopi meningkat menjadi 60 ton per tahun. Indonesia adalah tempat pertama di luar Arab dan Ethiopia, di mana kopi secara luas dibudidayakan. VOC memonopoli perdagangan kopi di 1725-1780.

Kopi dikapalkan ke Eropa dari pelabuhan Batavia. Di mulut Sungai Ciliwung sudah ada pelabuhan/dermaga sejak tahun 397 Masehi, ketika itu Raja Purnawarman mendirikan kota yang disebut Sunda Kelapa. Sekarang ini, di daerah Kota Jakarta, kita dapat menemukan gema dari warisan kota laut yang dibangun.

Pada tahun 1700, kopi dikirim dari Batavia dijual seharga 3 Gulden per kilogram di Amsterdam. Karena pendapatan tahunan di Holland pada tahun 1700-an adalah antara 200 hingga 400 Gulden, ini setara dengan beberapa ratus dolar per kilogram sekarag ini. Pada akhir abad ke-18, harga turun menjadi 0,6 Gulden per kilogram dan minum kopi menyebar dari kalangan elit ke warga biasa.

Perdagangan kopi sangat menguntungkan untuk VOC, tapi sangat merugikan bagi petani Indonesia yang dipaksa untuk menanam kopi oleh pemerintah kolonial pada saat itu.

Pada pertengahan tahun 1970-an penanaman kopi Arabika diperluas di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Di Sulawesi kopi pertama ditanam di 1750. Di Suamatra Utara dataran tinggi kopi pertama kali ditanam di dekat Danau Toba pada tahun 1888, diikuti oleh dataran tinggi Gayo (Aceh) di dekat Danau Laut Tawar pada tahun 1924.

Pada 1860, seorang pejabat kolonial Belanda, Eduard Douwes Dekker, menulis sebuah buku berjudul "Max Havelaar dan Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda", penindasan desa oleh pejabat yang korup dan serakah. Buku ini membantu mengubah pendapat publik Belanda tentang "Sistem Budidaya" dan kolonialisme pada umumnya.

Selanjutnya Belanda mendirikan perkebunan kopi yang besar di Dataran Tinggi Ijen di Jawa timur. Namun, bencana melanda di tahun 1876, ketika penyakit karat kopi melanda Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Labels